Rancangan Tindakan Untuk Aksi Nyata
Oleh: Elvi Sri Rahayu, S.Pd Upt Sdn Maliran 03 Ponggok-Blitar
1.
Latar
Belakang
Pendidikan
adalah menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, kodrad alam dan kodrad
zaman, ini adalah filosofi menurut Ki Hajar Dewantara. Agar mereka dapat
mencapai keselamatan dan kebahagaiaan setinggi-tingginya sebagai manusia maupun
sebagai anggota masyarakat. Agar dapat menuntun kodrat anak, maka seorang guru
penggerak harus memiliki nilai-nilai dan menjalankan perannya sebagai guru
penggerak. Setelah memahami Filosofi KHD, kemudian mengetahui nilai -nilai dan
peran guru penggerak, maka selanjutnya seorang guru penggerak harus memiliki
sebuah visi guru penggerak, dengan cara pemetaan kekuatan pencapaian visi dengan
pendekatan Inkuiri Apresiatif dengan model BAGJA. Inkuiri Apresiatif, dikenal
dengan pendekatan manajemen perubahan yang kolaboratif dan berbasis kekuatan.
Pendekatan Inkuiri Apresiatif ini dimulai mengidentifikasi hal baik apa yang
ada di sekolah, bagaimana hal tersebut dapat dipertahankan dan memunculkan
strategi untuk mewujudkan perubahan ke arah lebih baik lagi. Hal-hal ini
dilakukan dengan menerapkan BAGJA yang terdiri dari buat pertanyaan, ambil
pelajaran, gali impian, jabarkan rencana, dan atur eksekusi.
Seorang
guru penggerak harus menjadi inspirator dalam mewujudkan budaya positif
disekolah yang berpihak pada murid. Budaya positif adalah kebiasaan yang harus
dilakukan secara terus menerus agar menjadi karakter. Guru harus menyiapkan
murid dimasa depan agar menjadi manusia berdaya tidak hanya untuk pribadi tapi
juga berdampak pada masyarakat. Karakter yang diharapkan adalah yang mengacu
pada profil pelajar Pancasila yaitu pelajar Indonesia yang sepanjang hayatnya
memiliki kompetensi global dan berprilaku sesuai nilai-nilai Pancasila yang
terbangun utuh melalui ke-6 dimensi pembentuknya. Salah satu contoh penerapan
budaya positif adalah membuat kesepakatan kelas. Dalam Menyusun kesepakatan
kelas ini guru bertanya kepada muri tentang kelas impian dan harapannya tentang
kelas impian para murid. Hal ini dilakukan untuk mendorong motivasi intrinsik
pada diri murid dalam pembentukan karakter positif. Kemudian aksi nyata yang di
lakukan Kebersihan tempat tinggal dan lingkungan sekolah karena proses kegiatan
pembelajaran telah selesai sehingga calon guru penggerak melakukan aksi nyata
yang sudah dilakukan disepakai oleh murid dan guru beserta seluruh warga
sekolah.
2.
Tujuan
Aksi Nyata
Adapaun
tujuan aksi nyata yang dilakukan calon guru penggerak yaitu:
1. Kebersihan
lingkungan adalah bagian dari kesepakatan kelas yang wajib dijalankan dan
diterapkan oleh murid dan guru
2. Melatih
sikap empati murid dan untuk senantiasa saling
membantu dan menghargai
3. Murid,
guru, dan seluruh warga sekolah mencintai lingkungan yang bersih dan indah
sehingga menimbulkan suasana sekolah yang menyenangkan dan sehat
4. Agar
menimbulkan semangat belajar murid dan terbiasa pola hidup disiplin positif
3.
Tolak Ukur
Guru
mengamati situasi dan kondisi keadaan sekolah saat ini yang telah melaksanakan
PTM terbatas di masa pandemi setelah dua tahun berjalannya daring. Dari hasil pengamatan tersebut, guru
meyakini diperlukannya upaya mendidik sekaligus memberi teladan kepada murid
akan pentingnya menghargai diri sendiri dan orang lain di sekitarnya. Dapat
dipahami bahwa pandemi telah membatasi murid-murid dalam melakukan interaksi
dengan orang lain di sekolah, maka tentu ini tugas guru mengajarkan budaya
positif pada murid. Adapun tolak ukur keberhasilan
dari aksi nyata yang dilaksanakan ini adalah sebagai berikut:
1. Persentase sejumlah 90% - 100 % murid melaksanakan
kesepakatan kelas dengan baik
Kesepakatan
kelas yang di sepakati oleh seluruh warga kelas demi kelangsungan kerjasama dan
titik terang yang selaras dan seimbang. Titik terang dimana kesepakatan lebih
fleksibel dan tidak merugikan satu sama lain, saling di untungkan dan tidak di
rugikan. Kesepakatan kelas ini lebih fleksibel dan terukur karena di buat oleh
seluruh anggota kelas dan di sepakati bersama. Ini adalah gambar kesepakatan
kelas 2 SDN MALIRAN 03 dimana mereka menuliskan apa yang mereka inginkan dan di
sepakati bersama.
2. Terwujudnya murid yang mandiri, disiplin, tanggungjawab dan saling menghargai pada kegiatan pembelajaran. Murid yang mandiri dimana mereka sudah melakukan tindakan tanpa harus di perintah, tanpa harus di ingatkan terus menurus untuk melakukan sesuatu, memang motivasi kedisiplinan muncul dari dalam diri anak. Ini adalah foto dimana anak-anak disiplin dalam menjaga kebersihan setiap hari tanpa harus di ingatkan karena mereka telah mematuhi dan melaksanakan aturan kesepakatan kelas yang telah di sepakati bersama sehingga mudah untuk di terapkan.
4.
Linimasa Tindakan yang akan dilakukan
Adapun linimasa Tindakan
yang akan saya lakukan untuk mewujudkan aksi nyata ini adalah sebagai berikut :
1. Berkoordinasi dengan Kepala sekolah dan bapak ibu guru yang lain terkait
aksinyata yang di lakukan di sekolah
2. Menyusun instrument pelakasanaan aksi nyata
3. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan
4. Melakukan kesepakatan kelas bersama murid
5. Menyusun kesepakatan kelas berdasarkan ide dan masukan para murid
6. Menyampaikan kembali kesepakatan kelas apakah sudah sesuai dengan keinginan
dan harapan mereka
7. Kesepakatan kelas yang sudah disetujui dibuat dalam bentuk poster dan di tempelkan
pada tembok kelas untuk di sepakati bersama
5.
Dukungan yang dibutuhkan
Untuk melancarkan
pelaksanaan rancangan tindakan aksi nyata yang telah disusun, tentunya
memerlukan dukungan dari berbagai pihak. Adapun dukungan yang diperlukan yaitu
dukungan dari :
1. Sekolah, sebagai tempat mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki murid
dengan program yang terstruktur dan sistematis
2. Kepala sekolah dan bapak ibu guru dimana rekan kerja inilah yang nantinya
akan membantu berlangsungnya keberhasilan dalam pencapaian budaya positif.
3. Murid, keterlibatan murid sangat penting dalam keikutsertaannya membuat
kesepakatan kelas untuk mewujudkan budaya positif
4. Keluarga, sebagi tempat pendidikan pertama bagi murid sebagai cikal awal
pembentukan karakter untuk mewujudkan budaya positif di sekolah.
6.
Tolok
ukur keberhasilan
1.
Murid melaksanakan keyakinan kelas yang telah
disepakati bersama dengan penuh tanggung jawab
2.
Murid bersikap sopan dan menghargai siapapun
sesuai etika kesopanan dan nilai kebajikan universal yang berlaku dimana pun
mereka berada serta selalu menghargai waktu.
7.
Hasil
nyata
1.
Murid melaksanakan keyakinan kelas dengan
konsisten.
2. Murid bersikap sopan dan meminta ijin pada guru bila akan masuk atau keluar kelas pada saat pembelajaran sebagai wujud menghargai diri sendiri dan orang lain
8.
Tantangan
Dikarenakan masih dalam situasi pandemi dan
PTM terbatas, maka komunikasi dengan orang tua/wali murid belum dapat
terlaksana dengan maksimal. Meskipun demikian, kerjasama dengan orang tua/wali
murid sangat penting dan harus terjalin untuk kesinambungan budaya positif baik
di sekolah maupun di rumah.
9.
Solusi
Komunikasi dengan orang
tua/wali murid untuk berkolaborasi dengan pihak sekolah tentang sang anak dapat
dilaksanakan secara jarak jauh baik dengan telepon maupun dengan membuat group
di media sosial.
10. Tindak lanjut
Ke depannya guru, murid
dan seluruh warga sekolah akan lebih konsisten dan berkesinambungan melakukan
kolaborasi untuk melaksanakan keyakinan kelas sehingga terciptalah budaya
positif di sekolah. Guru mempunyai peran utama di sekolah dalam menanamkan
konsep-konsep tentang: disiplin positif dan motivasi, keyakinan kelas,
pemenuhan kebutuhan dasar, lima posisi kontrol dan segitiga restitusi. Tugas
guru sebagai among harus dilaksanakan dengan senantiasa menjadikan dirinya
sebagai teladan untuk dapat menuntun dan membimbing murid melaksanakan budaya
positif. Ini sesuai dengan Pemikiran KHD bahwa tugas guru sebagai among adalah
menuntun kodrat anak untuk dapat mencapai kabahagiaan dan keselamatan yang
setinggi-tingginya. Dalam hal menumbuhkan dan membiasakan disiplin positif pada
murid inilah diperlukan nilai dan peran guru penggerak. Upaya menjalankan nilai
dan peran tersebut termaktub dalam penyusunan visi guru dengan tahapan BAGJA
yang hanya bisa diraih melalui usaha-usaha positif dan kolaboratif.
Komentar
Posting Komentar